Gathering AMBI 2020


Asosiasi Motor Bajaj Indonesia (AMBI) akan mengadakan temu kangen bagi pengguna motor bajaj seindonesia. Sekian lama AMBI tidak ada kegiatan (mati suri) semenjak hengkangnya ATPM motor bajaj di Indonesia kini roh AMBI muncul kembali dibalut dengan nama kegiatan “Gathering AMBI 2020. Rekan-rekan klub/komunitas & pengguna motor Bajaj se Indonesia menyambut baik kegiatan ini dan berharap AMBI ada kegiatan selanjutnya.
Gathering AMBI 2020 yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2020 berlokasi di Waduk Cirata Purwakarta Jawa Barat,sem berjalan denga lancar dan sesuai harapan rekan-rekan sebagai ajang temu kangen bagi seluruh pengguna motor Bajaj dan pecinta motor Bajaj.
ILove Bajaj ! …. selamat bekerja untuk panitia Gathering AMBI 2020 !

Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata Waduk Cirata
( SEPUTAR SEJARAH )
SEJARAH WADUK CIRATA (PLERED)
Unit Pembangkit (UP) Cirata, merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan Power House 4 lantai di bawah tanah yang mengoperasikannya dikendalikan dari ruang kontrol Switchyard berjarak sekitar 2 km dari mesin–mesin pembangkit yang terletak di Power House. Unit Pembangkitan (UP) Cirata mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) menggunakan energi air dari waduk (danau) Cirata yang bersumber dari aliran sungai Citarum di Jawa Barat, terletak di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered, Purwakarta, Jawa Barat, tepatnya sekitar 60 km sebelah Barat Laut kota Bandung atau 100 km dari kota Jakarta melalui Purwakarta. UP Cirata memiliki 8 unit pembangkit listrik dengan total daya terpasang 1.008 MW dengan produksi energi listrik rata–rata 1.428 GWh per-tahun.
1. Proses Kerja Waduk Cirata Genangan air di waduk cirata ini berasal dari aliran dari waduk saguling yang letaknya lebih tinggi. Sedangkan aliran air waduk cirata nantinya akan menuju waduk jatiluhur. Jadi gambaran proses perjalanan si air ini kurang lebihnya seperti ini. Jadi air dari saguling ini terus menerus dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Pertama-tama air memutar turbin PLTA Saguling, jadilah listrik. Lalu air buangan dari PLTA ini masuk waduk cirata dan kemudian memutar turbin PLTA Cirata, jadi listrik lagi. Air buangan dari PLTA Cirata kemudian masuk waduk jatiluhur. Lagi-lagi mereka memutar turbin PLTA Jatiluhur dan menghasilkan energi yang sangat penting di kehidupan manusia modern ini.
2. Sejarah Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata Latar belakang pendirian PLTA ini adalah letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. PLTA Cirata, sejak pertama dioperasikan pada tahun 1988 dikelola oleh PT. PLN (persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (PT. PLN KJB) Sektor Cirata. Pada tahun 1995 terjadi restruktirisasi di PT PLN (Persero) yang mengakibatkan pembentukan 2 anak perusahaan pada tanggal 3 Oktober 1995, yaitu PT. PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali (PT. PLN PJB 1) dan PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali (PT. PLN PJB 11), sehingga Sektor Cirata masuk wilayah kerja PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali 11. Kemudian pada tahun 1997, Sektor Cirata berubah nama menjadi PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa – Bali 11 Unit Pembangkit CIRATA (UP CIRATA). Pembangunan PLTA Cirata selain dibiaya langsung oleh Pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN serta dana PLN juga mendapat bantuan pinjaman dari luar negeri, yaitu :
1. IBRD (International Bank for Recontruction and Development)
2. CDC (Commonth Wealth Development Cooperation)
3. SC (Suppliers Credits)
4. Pemerintahan Austria.
Total biaya pembangunan PLTA Cirata meliputi :
* Cirata 1 sebesar $ 565.000.000,00 US Dollars
* Cirata 2 sebesar terdiri :
– Rp. 132.272.182.061,00,-
– SFR 997.291,00,- (nilai kontrak dilaksanakan pada tahun 1993 dan 1994)
– NTD 207.933.845,00 –
Yen 2.791.593.431
3. Produksi dan sistem pengoperasian Kegiatan usaha inti dari PLTA Cirata adalah pembangkit ten aga listrik dengan total daya terpasang 1.008 Mega Watt (MW), terdiri atas Cirata 1 (4 Unit masing-masing operation daya terpasang 126 MW) yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan total daya terpasang 504 MW, dan Cirata 11 (4 Unit masing-masing 126 MW) yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata 1 dan 11 mampu memproduksi energi listrik rata- rata 1.428 GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 KV ke system interkoneksi Jawa–Bali.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas 8×126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun. Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit masing-masing 126 MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali). Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah turbin dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air maksimum 135 m3 perdetik. PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house. PLTA tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control), dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit. PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru, Kecamatan Plered, Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Sedangkaln luas Waduk Cirata, dari ujung selatan kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung barat, dan terbendung di desa Ciroyom, kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung barat, yang berbatasan langsung dengan maniis kabupaten Purwakarta. Latar belakang pendirian PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta